Dinamika dakwah di era globalisasi

Era globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut negara dan menjadi sebuah keniscayaan pergaulan dunia. Era ini menghendaki setiap negara beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar negara maupun antar individu. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada aspek kehidupan meskipun awal tujuannya diarahkan pada bidang ekonomi dan perdagangan, akan tetapi memberikan dampak multidimensi. Globalisasi telah menjadi lokomotif perubahan tata dunia dengan konsekuensi akan menarik gerbong-gerbongnya yang berisi budaya, pemikiran maupun materi.
Ketika masyarakat memasuki era globalisasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, tantangan yang dihadapi semakin rumit. Tantangan tersebut tidak mengenal ruang, batas, waktu dan lapisan masyarakat, melainkan ke seluruh sektor kehidupan termasuk agama. Artinya, kehidupan kegamaan umat manusia tidak terkecuali Islam di mana pun ia berada akan menghadapi tantangan yang sama.
Penggerak dakwah harus jeli dan peka dalam memperhatikan berbagai hal yang menunjang terlaksananya dakwah secara efektif dan efisien. Perkembangan media dakwah harus sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, para pelaku dakwah kontemporer kebanyakan memilih media yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas, seperti contohnya televisi dan radio sebagai sarana.
Dalam hal ini da’I dituntut untuk memiliki sikap yang tegas dan jelas agar dakwah tersebut diterima oleh umat dan tidak terkesan bertolak belakang dengan da’I itu sendiri. Media televisi merupakan pilihan yang sangat efektif, dan inilah yang menjadi trend saat ini. Ramainya para da’I atau ustazd yang secara rutin tampil dilayar kaca merupakan sebuah pertanda bahwa ini merupakan kemajuan dalam dunia dakwah. Namun ketika da’I atau ustad menjadi sebuah trend dan bahkan dijadikan sebagai ajang pencarian bakat, maka apakah mungkin kemurnian esensi dakwah itu masih ada?

Referensi:
- Sardar Ziauddin, 1996. Information and The Muslim World: A Strategy of Twenty-First Century,Sardar Ziauddin, 1996. Information and The Muslim World: A Strategy of Twenty-First Century
- Abdul Munir Mulkhan, Gugatan Terhadap Gerakan KeagamaanAbdul Munir Mulkhan, Gugatan Terhadap Gerakan Keagamaan (Makalah)

Read More..
posted under | 0 Comments

Sheila On 7

Sahabat Sejatiku
Hilangkah Dari Ingatanmu
Di Hari Kita Saling Berbagi
Dengan Kotak Sejuta Mimpi
Aku Datang Menghampirimu
Kuperlihatkan Semua Hartaku


Sekali lagi aku berbicara tentang lagu-lagu. Untuk urusan ini, Sheila On 7 pilihanku! Aku menyukainya sejak Sephia membumi...
lucunya lagi, ternyata teman-teman dekatku juga “penggila” So7. Hmmm...memang benar kata orang-orang bijak, bahwa seseorang itu akan memilih teman sepergaulannya yang sesuai dengan seleranya sendiri. Tapi sumpah, aku tidak tau “selera” mereka ini sebelumnya. Contohnya saja Eka, teman kuliahku dulu.. dengan ekspresi histeria dia menghampiriku yang sedang melantunkan lagu “sahabat sejatiku.” setelah ngobrol sekian lama, ternyata dia mempunyai kliping tebal tentang So7.
Gila!! aku cuma mengoleksi beberapa lagunya, tapi dia...?! semua berita tentang So7 ada disitu, wuih...kereennnn!!! dan aku pun harus mengakui bahwa “Kau fanatik banget!!!" (mungkin masih ada yg lebih gila dari dia, tapi dari sekian sahabatku, hanya dia yang 'lebih'. jika mengekor klasifikasi yang dibuat oleh Andrea Hirata, dia kena sindrome 'sakit gila nomor 14' hehe...).

tidak disangka memang,, ternyata -dan harus diakui- So7 menyatukan aku dan sahabat-sahabatku. Satu selera terhadap musik ini membuat kami cukup dekat.

Sebenarnya,,, saat aku memposting ini, kepalaku mumet dengan banyaknya tugas-tugas kuliah yang menghantuiku... hmpfh... seandainya teman-temanku ada disini, pasti dibantuin! Dan hanya So7 yang menemani, kacian banget deh gue..
tapi, kira-kira kapan ya So7 ngeluarin album baru lagi??

Kita S'lalu Berpendapat
Kita Ini Yang Terhebat
Kesombongan Di Masa Muda Yang Indah
Aku Raja Kaupun Raja
Aku Hitam Kaupun Hitam
Arti Teman Lebih Dari Sekedar Materi

Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah 
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang 
Terbang Meninggalkanmu

Ku S'lalu Membanggakanmu
Kaupun S'lalu Menyanjungku
Aku Dan Kamu Darah Abadi
Demi Bermain Bersama
Kita Duakan Segalanya
Merdeka Kita, Kita Merdeka

Pegang Pundakku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Mulai Lelah
Lelah Dan Tak Bersinar
Remas Sayapku, Jangan Pernah Lepaskan
Bila Ku Ingin Terbang
Terbang Meninggalkanmu

Tak Pernah Kita Pikirkan 
Ujung Perjalanan Ini 
Tak Usah Kita Pikirkan
Ujung perjalanan ini 
Dan tak usah kita pikirkan
Ujung perjalanan ini

Read More..
posted under | 0 Comments

Hadapi dengan senyum

Hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi biar terjadi
hadapi dengan tenang jiwa
semua kan baik-baik saja

bila ketetapan Tuhan
sudah ditetapkan tetaplah sudah
tak ada yang bisa merubah
dan takkan bisa berubah

relakanlah saja ini bahwa semua yang terbaik
terbaik untuk kita semua
menyerahlah untuk menang


lagu ini, sungguh sangat banyak memberikan energi positif untukku. Sudah lama, semenjak aku mengenal lagu-lagu Dewa19, aku sudah jatuh cinta pada lagu ini. Terlepas dari perkara sang Ahmad Dhani yang digosipkan termasuk dalam anggota freemasson, itu tidak penting bagiku. Aku hanya mengambil positifnya saja...

ya, bisa dikatakan setiap ada masalah aku selalu mendengarkan lagu ini untuk memicu kembali motivasiku. Memang tidak banyak yang bisa didapatkan dari lagu ini, tidak seperti orang-orang yang menerima wangsit ketika membaca/mendengarkan mantra-mantra aneh, namun lagi-lagi aku hanya mendapatkan energi positif. Setidaknya rasa percaya diriku tumbuh lagi, seenggaknya aku berani menatap dunia lagi, dan yang pasti aku bisa menerima kenyataan hidup...

mungkin jika mencermati keseluruhan lirik lagunya, bisa dikatakan lagu ini menganjurkan untuk pasrah pada keadaan. Perhatikan saja pada bait kedua “bila ketetapan Tuhan sudah ditetapkan tetaplah sudah...” dalam bahasa agama ini disebut menyerah pada takdir. Atau jika ditarik mundur lagi kebelakang pada masa perpecahan pemahaman keagamaan yang disebabkan oleh situasi politik yang tidak menentu pada masa kesenjangan Khalifah Ali Bin Abi Thalib dan sebelum umat Islam dipimpin oleh daulah bani Umayyah, paham yang menyerah pada takdir seperti ini disebut “Qadariah.” apapun yang ditetapkan oleh tuhan, maka itulah yang harus terjadi, manusia tidak berhak merubahnya.

Terlepas dari apa makna yang terkandung dalam lagu ini aku tidak peduli, yang pasti aku hanya bisa tersenyum lagi, sebab yang selalu terngiang dikepalaku adalah bait pertama dari lagu ini.
Hadapi dengan senyuman
semua yang terjadi biar terjadi
hadapi dengan tenang jiwa
semua kan baik-baik saja


Baciro, Djogdjakarta 22 April 2012

Read More..
posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

    Translate


Recent Comments