Menggugah Kejumudan Berpikir Opustik


Pikiran manusia adalah hasil teknologi yang luar biasa yang pernah tercipta.
Dengan berpikir manusia merancang masa depannya, manusia mencari tahu cara mereka tuk menjalani hidup menyempurnakan hingga tak terhingga. Dengan impian dan cita -cita tinggi, didalam dunia nyata manusia telah membentuk dunia kedalam pikiran pikiranya, manusia telah mengubah dunia dan menemukan dunia yang baru.

Manusia sepanjang sejarah tak pernah lelah tuk berpikir meneruskan pikiran-pikiran besar leluhurnya, dorongan-dorongan kuat tuk memenuhi panggilan-panggilan jiwa. Lihat aristoteles dan plato dengan filsafatnya, Alfarabi dan Alkindi dengan filsafat islamnya. Al-Ghazali dengan jalan hidup tasawufnya, Copernicus dengan teori 
theosentrisnya , Thomas Alfa Edison dengan lampunya tuk terangi malam, si kembar Hiberg dengan pesawat terbangnya, yang pada akhirnya mereka memenuhi panggilan pikiran-pikiran besarnya meski akhirnya direnggut dengan pengorbanan yang besar, Plato yang dibakar, Copernicus digantung dan lain-lain, inilah yang menjadikan sejarah umat manusia tempat bergulatnya keyakinan dan pengetahuan yang kadang sindrum dan kaku tapi terkadang rukun dalam satu ideologi.
Apa yang telah dilalui oleh umat manusia dahulu sekarang selalu terulangi, gebrakan-gebrakan inovasi manusia telah menembus kaku dan tembok penghalang kadang mereka dicibir, dihina dan dipermalukan. Tetapi semua itu takkan bertahan lama, pikiran atas motivasi kebenaran selalu menang dalam pergulatan sejarah, menjadi pelurus sejarah serta mengubah sejarah, tak ada yang absolut dalam sejarah panjang kita semua berinteraksi menuju relatifitas abadi.
Takkan ada yang abadi kecuali perubahan, manusia selalu menghendaki perubahan itu, manusia mengilustrasukan dunia sebagai bahan kajian dan objek diri, sedang alam terus berubah menuju kehancuran total kiamat. tapi dengan itu alam pikiran manusia membentuk paradoks dalam pencarian kebijakan abadi.
Nabi Muhammad dengan Al-Islamnya yang memperjuangkan terbentuknya masyarakat cahaya, masyarakat madani yang sesuai dengan nilai-nilai universal manusia sebagai jalan pencerahannya mengubah takdir dunia yang telah lama dilanda krisis moral. dalam ketertindsannya umat manusia menanti kembali sang pembebas dan pembela kaum miskin, budak belian, revolusi yang di rintis oleh NABI bersama kaum tertindas tuk melawan kaum bangsawan penindas akhirnya telah mengukir babak baru sejarah, golongan dinasti dan kekaisaran tunduk pada daulah islam. pusakanya Al-Qur'an dan Alhadits.
Rahasianya niat yang ihlas, senjatanya jihad fiisabililhaq, motivasinya Ridho Allah yang mengawal dan membentuk fase perjuangan umat islam. dan kini saat modernisasi, globalisasi. era kapitlisasi liberal, demokratis telah menguras umat manusia untuk mencari jalan alrenatif, setelah Karl marx dengan sosialis komunisnya tumbang, Adam Smith dengan kapitalis yang tak lama lagi tua renta karena tlah gagal memakmurkan bumi, maka kita kan menemukan kembali dasar-dasar kekayaan kita dan kejayaan kita yang dulu pernah dirintis dimana umat islam yang terlena oleh konspirsi global. maka islam menjadi jalan alternatif kembali ke fitrah abadi.

Inilah revolusi yang kan dinanti, didalam Alqur'an terlukiskan jalan terbaik bagi kita, solusi dan sistem nilai yang tangguh maka tantangan pikiran dahsyat umat manusi kembali membebaskan manusia dari konsep keliru yang memenjarakan , fatamorgana, utopia yang mengurita peradaban materaialis sebagai upaya pembodohan dan penjajahan tempo dulu. maka ALLAH mengirimkan tekstur kode kode dalam pesan pesan rahasia dalam Al-Quran sebagai amanat, perkatan suci, kalima suci yang harus ditafsirkan oleh kita, sebagai interprestasi pedoman hidup yang sebenar-benarnya, AL qur'an apakah dipahami serbagai cara berpikir ALLah untuk kita pahami dan amalkan yang pada akhirnya menjadi cara dan sisitem kita menerjemahkan amanat langit. karena dari langit diatas sana maka penghuni bumi harus segera sadar untuk mengulas dan berkoyak dengan anugerah pikirannya tuk luruskan kembali sejarah, dan kendalikan dunia lewat interprestasi wahyu.
Kau kan terukir dalam sejarah hidup dan selalu dikenang sepanjang masa, dan sekarang giliranmu, buktikan wahai umat Muhammad, pikiranmu adalah sejarahmu!


Immawan fahrul Akbar

Read More..
posted under | 0 Comments

Kehilangan


kadang, sesuatu yang selalu dekat dengan kita ataupun milik kita, begitu berharga ketika telah pergi dan hilang, baik itu disengaja atau terpaksa. ketika ada, kita sering tak memperhatikannya, bahkan tak jarang kita menganggapnya tak ada! sadarku akan hal ini, ketika aq berada di lokasi KKN, di bumi paradiseyang sangat dingin, terpencil dan tak ada sinyal bahkan xl yang jaringannya luas sekalipun. sangat komplit untuk memikirkan tentang kehilangan, apalagi saat itu teman-temanku menyanyikan lagunya bang roma "bila sudah tiada baru terasa, bahwa kehadirannya sungguh berharga..."
saat sakit, kita baru menyadari begitu nikmatnya sehat. kita akan merasa iri melihat orang lain dengan optimal melakukan aktifitas tanpa ada hambatan. namun, pernahkah kita mensyukuri masa sehat kita?
orang yang terdekat dengan kita, akan selalu kita rindukan untuk berada disampingnya, dan betapa tak ingin kita menjauh. sering kita berharap, agar kebersamaan yang terjalin bisa bertahan dan tak lekang oleh waktu. namun hidup adalah skenario tuhan yang menjadi misteri, dan itu tidak menutup kemungkinan akan mengambil milik kita dan menjauhkannya dari kita.
seseorang akan berusaha keras agar menjaga miliknya. baik dengan menyembunyikannya, menguncinya rapat, bahkan seprti Melati_ku yang membangun ruang kecil baja dihatinya agar miliknya tak bisa hilang!
namun hanya satu yang perlu diingat bagi semua yang merasa memiliki sesuatu, bahwa segala sesuatu yang ada dalam genggaman kita, sepenuhnya bukan milik kita. itu adalah milik sang khaliq yang kapanpun bisa Dia ambil, dan tak ada yang mampu menahannya. so, bersiaplah untuk merasakan kehilangan...

Read More..
posted under | 0 Comments

Menjadi Pilar


Bukan tak mungkin ada seseorang yang tak bisa menjadi pilar. Keberadaannya yang diharapkan dapat menjadi penyangga yang tangguh bagi atap di atasnya, dan juga mengokohkan tiap jengkal bahan baku yang menyelimutinya, adalah sia-sia bila si pilar tak bersedia untuk berdiri.

Pilar itu adalah kekuatan. Bayangkan saja, ia harus berdiri tegak sepanjang bangunan itu ada. Bayangkan saja, bila sebuah pilar harus permisi dan mengundurkan diri barang sedetik, maka tak ayal bangunan itu harus rela kehilangan satu penopangnya dan perlahan menjadi rapuh. Mudah runtuh. Sebab, pilar adalah penahan segala dan penguat tegaknya.
Pilar adalah kegagahan. Walaupun keberadaannya tertutup oleh lapisan batu, semen, cat, dan sekian banyak lagi yang menyembunyikan perannya. Ia pun menyendiri, walau tak mungkin pula hanya sebuah yang berdiri, namun tetap sepi. Sebab tegaknya yang gagah itu tak berada berhimpitan. Hingga tak heran, bila ia kesepian. Tugasnya seolah ia laksanakan seorang diri, padahal tak sedikit pilar-pilar lain yang merasakan hal yang sama.

Tak semua orang bisa menjadi seorang pemimpin? Memang benar. Tapi ternyata tak juga semua bisa menjadi seorang anggota. Menjadi pemimpin yang memberikan instruksi dan perintah memang tak mudah, sebab ia pun harus mengatur dan mengendalikan sekian banyak orang di bawahnya. Tetapi, ternyata tak kalah sulitnya menjadi seorang yang tugasnya menjalankan perencanaan yang telah dibuat dan menguatkan barisan agar makin melangkah maju ke depan. Tak kalah sulitnya, bahkan untuk mengatasi sebuah kejenuhan akan tugas-tugas yang terasa membosankan, butuh sebuah kekuatan.

Menjadi pilar, adalah menjadi penentu kuat rapuhnya sebuah bangunan. Bila ia enggan berdiri, maka tak mungkin lah bangunan tersebut dapat berdiri gagah dan indah. Bila ia bosan dan memutuskan untuk lari, maka bangunan itu akan kehilangan keseimbangan, goyah, dan bisa-bisa hancur rubuh terpecah-pecah. Jadi, bukankah menjadi sebuah pilar adalah menjadi sebuah kekuatan besar? Pilar yang tak gentar melawan hingar bingar cobaan yang menghajar, akan dengan setia menyandang sampai bangunan itu tak diperlukan lagi ada. Namun pilar yang selalu kalut dan takut menghadapi angin ribut, akan dengan mudah minggir atau terpinggirkan.

Setiap diri kita adalah seumpama sebuah pilar. Di manapun kita berada, pasti akan berhadapan dengan seseorang lain yang menjadi pemimpin dan bertugas mengarahkan gerak yang kita lakukan, juga bersinggungan dengan sekian aturan dan perencanaan-perencanaan untuk setiap aktivitas keseharian. Di rumah, di jalan, di sekolah, di kampus, di tempat kerja....

Menjadi pilar adalah bertahan. Ketika pondasi yang terletak menginginkan kekokohan penyangga, ketika rangka dan bahan baku lainnya membutuhkannya sebagai penunjang terwujudnya keindahan, ketika atap yang menaungi tak mungkin terbentang tanpa ditopang olehnya. Dan harus tetap tegak walau tak disokong oleh kualitas kulit luar dan bahan baku yang baik, walau kian banyak keropos yang menggerogoti tubuh bangunan.

Mengalami kejenuhan akan aktivitas keseharian yang lama-lama terasa monoton, adalah suatu hal yang biasa. Sukses mengatasinya dan tidak menyerah begitu saja terhadap kejenuhan, barulah luar biasa. Seringkali, seseorang yang tak memiliki daya tahan yang kuat terhadap rasa jenuh, memilih untuk pergi meninggalkan segala tugas-tugasnya atau rutinitas yang dirasa membosankan itu, untuk mendapatkan sesuatu hal yang baru. Bukan semata-mata untuk mencari sebuah tantangan, melainkan menyerah sebab tak menemukan cara untuk bertahan. Bila saja mau meluangkan waktu untuk mengasah diri ini menjadi lebih kreatif, maka tiap jenak kebosanan itu akan digantikan oleh berbagai ragam aktivitas lainnya, sebagai penawar. Menjadikan kegiatan-kegiatan sampingan selain aktivitas rutin, seperti mengikuti sebuah organisasi sosial dan melakukan aktivitas yang digemari, sebagai 'obat' bagi rasa jenuh yang selalu berusaha 'mematahkan' semangat diri kita untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Bertahan sebagai seorang anggota dengan berbagai keterbatasannya memang tidak mudah. Diri kita akan dibatasi oleh berbagai aturan, sejumlah hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, dan berbagai hal lain yang seakan mengekang kebebasan untuk berekspresi sekehendak hati. Tetapi, bukankah di setiap jalan kehidupan membutuhkan aturan untuk memastikannya berjalan lancar minim hambatan? Dan bukankah aturan-aturan tersebut akan membantu anggota yang satu dengan yang lainnya agar mudah berkomunikasi dan bekerja sama? Menjadi sebuah pilar, tidaklah ringan sebab ia memegang peranan penting. Dan sesungguhnya setiap diri kita adalah seorang pilar bagi setiap komunitas kecil maupun besar yang kita masuki.

Maka, seberapa kuatkah 'model' pilar yang kita mainkan bagi sebuah bangunan yang sedang kita topang?

Read More..
posted under | 0 Comments

Saat Bintang Meredup...


Bukan karena ku berubah lemah,
Saat aku menangis di hadapanmu
Bukan pula ku jadi pengecut,
Saat aku adukan semua kesal dalam dadaku
Bukan pula ku tlah munafik,
Saat aku tak mampu jadi pahlawan...

Benar apa yang dikatakan Anis Matta, tak selamanya pahlawan berkubang dalam keemasan di setiap detik hidupnya. Bahkan mungkin hanya ada satu momen besar dalam hidupnya. Sisanya... berkisar kesedihan, jatuh, tertekan atau mungkin hidup yang datar saja. Karena itulah manusia. Hamba yang diciptakan Allah penuh dengan keluh kesah dalam hidupnya. Bila ujianNya berhasil dilalui layaklah dia menjadi bintang, atau paling tidak tergores namanya di sudut-sudut langit.

Seorang penulis terkenal misalnya. Dengan lentik-lentik jemarinya yang menari diatas tuts keyboard komputer, dia bisa merayu manusia menuju kebaikan, dia mampu kobarkan semangat jihad para pejuang, bahkan diapun dapat meruntuhkan jiwa-jiwa pendosa. Tapi, suatu ketika kelak mungkin, dalam hidupnya hamba hadir cobaan hingga jiwa yang begitu tinggi di mata pembaca menjadi lemah di hadapan seorang teman sejati. Naifkah?

Apakah kita hendak mengukur kehebatan pahlawan dari sisi manusianya? Bila kita memandangnya sebagai manusia, itu adalah sebuah kewajaran karena manusia adalah seorang hamba. Seorang yang kadar keimanannya bisa naik bisa turun.

Apakah kita hendak mengukur kehebatan pahlawan dari sisi ilmunya? Bila kita memandangnya sebagai seorang ulama, itu adalah sebuah kewajaran karena ulama adalah manusia. Makhluk yang bernama manusia yang adalah seorang hamba.

Dari sisi manapun pahlawan adalah manusia, hamba yang penuh dengan sisi-sisi kekurangan yang di bekali Allah Subhanallahu Wa Ta'ala sebagai saudara dari kelebihan. Begitu pula dengan kadar keimanan makhluk yang jiwanya ada diantara jemariNya, mudah berubah.

Lalu, saat kita hendak mengadili bintang karena sinarnya yang tak lagi terang, sebenarnya sudah adilkah kita hingga pantas untuk mengadilinya?

Saat cahaya bintang itu meredup mungkin kabut terlalu tebal melingkupinya hingga dia perlukan pundak seorang sahabat untuk meluruhkan mendung dalam hatinya. Ataukah bintang itu sebenarnya hanya butuh waktu bertapa sejenak dari kebisingan dunia hingga jiwanya kembali tersucikan setelah khalwat dengan pemilik cahaya abadi. Barangkali bintang itu sebenarnya ingin mengungkapkan semua rahasia tapi malu karena dia adalah bintang, hingga hanya goresan-goresan kalimat tidak jelas menghiasi buku hariannya.

Di balik itu dalam Al-quran disebutkan bahwa setiap muslim adalah bersaudara. Atau ada ungkapan di balik lelaki yang sukses ada seorang istri yang hebat. Intinya semua hasil tidak bisa terwujud hanya karena satu, diri. Apalagi tanpa melibatkan pemilik semesta. Selain Allah Subhanallahu Wa Ta'ala, tempat memohon pertolongan dan berharap, hamba butuh seorang teman sejati yang mengingatkan ke mana harus berjalan menuju tempat pelabuhan hakiki. Sahabat sejati dapat berwujud suami/istri, orang tua, sahabat ataukah bahkan buku/ilmu.

Merekalah penyelamat saat bintang tak mampu berdiri sendiri, saat lelah menyapa hingga saat kesedihan membunuhnya. Merekalah jiwa-jiwa yang diturunkah Allah sebagai Tangan-tanganNya yang penuh kasih.

...bukan karena apa ataukah apa
hanya saja ini adalah masanya...

Read More..
posted under | 0 Comments

Cintai Aku Hari Ini


Pernah merasakan kerinduan yang teramat sangat? Kerinduan untuk mendapatkan cinta. Saat itu seolah hati merana tak berjiwa. Seperti hampa. Tak berdaya. Namun kehidupan ini memaksanya untuk tetap ada.

Setiap diri kita pasti butuh cinta. Dan kebutuhan itu terlihat nyata dari perilaku kita, ataupun tersembunyi lewat kata. Entah dinyatakan secara jelas, entah sekedar tersirat hadirnya. Mungkin pula hanya berupa rasa rindu yang menggelora tanpa kuasa meminta. Cinta itu fitrah adanya.
Seringkali tak sanggup diri kita untuk memperhatikan lagi rambu-rambu dalam bercinta. Oleh sebab perasaan itu telah kuat adanya. Otak ini serasa beku tak kuasa, sedang hati telah terguratkan olehnya.

Kadangkala, kalimat yang kita ucapkan tak melulu mewakili perasaan yang sebenarnya.Seringkali hati lah yang bisa berbicara, namun mulut ini tak sanggup mengutarakannya. Keinginan untuk dicintai itu telah terpendam jauh di pelosok kalbu.

Kepada manusia, kita telah melakukan apa saja untuk mendapatkan cinta. Dari ayah dan ibu kita, teman dan sahabat, suami, anak, istri, dan siapa saja yang dekat dengan diri kita.

Kepada Sang Pencipta, apakah kita berlaku hal yang sama? Andaikan begitu lemah kita menyampaikan rasa, bagaimana kita meminta kepada-Nya? Bukankah segala pinta tersampaikan lewat doa?

Walau hanya sebatas satu kalimat yang terlantunkan dari hati,
Ya Allah, cintai aku hari ini...

Read More..
posted under | 0 Comments

Sanksi Bagi Pemimpin

Perlakuan pemimpin dapat membuatnya dilarang utuk memasuki surga

Imam al-Auza'i (abad 3 H.), seorang ulama salafus shalihin, memberi petuah kepada Khalifah Ja'far al-Mansur, salah seorang penguasa Dinasti Abbasiyah:

"Setiap pemimpin harus mau menerima nasihat dari siapapun yang bertujuan mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran
Rasulullah SAW bersabda, "Allah memberi karunia kepada pemimpin umat yang mau menerima dengan baik setiap nasihat berharga, kemudian mengamalkannya. Ketahuilah, menolaknya akan mendatangkan malapetaka di hari kiamat kelak. Dosanya makin bertumpuk disertai kemurkaan Allah SWT kepadanya. Camkanlah ini, wahai Amirul mukminin!"

"Apa nasihat Anda selain itu?" tanya Ja'far al-Mansur sambil terisak-isak.

"Jangan membohongi rakyat," jawab Al-Auza'i tegas.

"Ingatlah sabda Rasulullah SAW, 'Setiap penguasa yang membohongi rakyat tidak akan diizinkan oleh Allah SWT memasuki surga. Maka janganlah Anda membuang surga hanya karena Anda ingin mendapat keamanan dan kenyamanan di dunia melalui kebohongan-kebohongan kepada rakyat!'"
fastabiqul khairat

Read More..
posted under | 0 Comments

Melakukan percepatan diri


Bagaimana caranya agar kita mampu melakukan percepatan diri? Ada tujuh hal yang layak kita perhatikan. Pertama, adanya kesadaran untuk melakukan percepatan. Kesadaran ini akan hadir tatkala kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang arti penting perubahan. Tanpa adanya kesadaran mustahil seseorang akan bergerak. Kesadaran dan ketidaksadaran ini bagaikan orang bangun dan orang tidur.

Kedua, memiliki visi dan misi. Visi adalah "mencari gambaran masa depan"; sedangkan misi adalah "sesuatu yang harus dilaksanakan dan diselesaikan untuk menuju arah masa depan sesuai dengan visi yang telah ditetapkan". Dengan adanya visi dan misi, jalan hidup kita akan lebih terarah. Ketiga, pandai melakukan skala prioritas dalam hidup. Skala prioritas sangat penting artinya karena sumber daya yang kita miliki --waktu, kesempatan, dana, kekuatan fisik-- serba terbatas.

Menurut Dr Quraish Shihab, apabila ada dua alternatif untuk melakukan satu di antara dua pekerjaan yang sama dan memiliki arti yang sama pula, maka harus dipilih pekerjaan yang memakan waktu paling singkat. Di sisi lain apabila ada pekerjaan yang mengandung nilai tambah dan dapat diselesaikan dalam waktu yang sama tanpa nilai tambah, maka pilihlah pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Misal shalat berjamaah yang lebih diutamakan daripada shalat sendirian, termasuk dalam hal ganjarannya yang perbandingannya 27:1.

Keempat, kita harus menerapkan konsep efisiensi (penghematan). Seorang Muslim hendaknya berbuat seperti seorang pelari maraton yang harus berlari dalam jarak jauh. Ia akan seefisien mungkin mengelola setiap sumber daya yang dimilikinya dan menjauhkan diri dari kemubaziran. Orang yang efisien adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan (QS Al-Hasyr [59]:18 dan QS An-Nahl [27]: 10-11).

Berhemat pada dasarnya adalah menghitung apa yang akan terjadi di masa datang, bukan cerminan sikap kikir dan individualis. Ia sadar bahwa hidup tidak akan selamanya lurus, ada susah ada senang. Efisiensi berarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat, dan mampu membandingkan antara besaran input dan output.

Kelima, masuk ke dalam lingkungan yang kondusif. Lingkungan sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan optimalisasi dan pengembangan potensi diri, baik self development (pembangunan diri) maupun social development. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang itu sangat dipengaruhi temannya (lingkungannya). Siapa yang bergaul dengan pandai besi, dia akan terkena bau bakaran. Dan siapa yang bergaul dengan tukang minyak wangi, maka ia akan merasakan harumnya minyak wangi.

Keenam, belajar dan bertumbuh secara terus menerus sepanjang hidup (continuous lifetime learning). Henry Ford mengatakan, "Barangsiapa berhenti belajar berarti dirinya sudah tua, tidak peduli apakah dia berusia 20 tahun atau 80 tahun. Barangsiapa terus menerus belajar, dia tetap awat muda. Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar pikiran kita tetap muda". Belajar di sini bukan sekadar semangat belajar. Yang tak kalah penting adalah belajar bagaimana cara belajar yang efektif. Karena itu, sangat penting kita harus menguasai cara belajar efektif, teknik membaca cepat, teknik memanfaatkan kemajuan teknologi, dan lainnya.

Ketujuh, kita harus memiliki sumber motivasi yang tak pernah padam. Sumber motivasi itu harus berasal dari Allah. Analoginya, motivasi dari Allah bagaikan cahaya matahari yang selalu bersinar, sedangkan motivasi yang berasal dari manusia bagaikan lampu dinding yang mudah padam. Dalam QS Al-Baqarah ayat 154 Allah SWT berfirman: "Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, Allah pasti akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat)."

Demikian Allah SWT memotivasi kita untuk terus mengembangkan diri dan berpacu dalam kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawab.

Read More..
posted under | 0 Comments

Bangkit Dari Keterpurukan


Siapapun pasti pernah mengalami rasa terpuruk. Tersungkur. Jatuh.Habis-habisan. Merasa sulit untuk bangkit lagi. Cobaan mendera-dera tak berkesudahan. Bumi dan langit semakin sempit. Derai air mata tak sanggup menahan kegundahan, sakit tak terkatakan.

Jangan bersedih ! Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Seperti yang Allah wahyukan, pengobat hati yang gundah untuk orang-orang beriman adalah Qur'an-Nya. Maka dengarkanlah ayat-ayatnya dan renungkanlah maknanya. Dengarkanlah, Allah menghibur hamba-hamba-Nya dengan hikmah peristiwa yang menimpa para manusia pilihan-Nya.

Ingatlah ketika Rasulullah berdakwah di Thaif agar mereka bertakwa pada Allah sang Pencipta. Bukan ucapan terima kasih yang beliau terima, justru cacian dan cercaan yang diberikan penduduknya.
Mereka berani mengusir Rasul mulia itu dengan lemparan batu.Sakit tentu hati beliau. Sedih sudah pasti. Apalagi orang-orang yang dicintai dan membela, Khadijah dan Abu Thalib sudah meninggalkannya. Tapi Rasulullah malah berdoa kelak keturunan penduduk Thaif adalah orang-orang yang bertakwa pada Allah. Buah kesabaran beliau adalah kemenangan dan kejayaan Islam.

Kesedihan bagaimanapun akan selalu menjadi bagian dari diri kita. Tapi apa kita harus terus menerus berada dalam kondisi tidak berdaya? Tenggelam dalam kesedihan yang berlarut-larut? Sadarlah, kesedihan itu tidak akan mengubah apapun yang telah terjadi. Kesedihan adalah hal yang manusiawi. Tapi bangkit lagi adalah upaya seorang pahlawan.

Sungguh tak ada yang bisa merubah kesedihan dan keterpurukan selain kita sendiri.

Bangkitlah. Mulailah hari baru. Tatap matahari esok dengan segala optimisme. Ketahuilah, kesedihan ini akan berlalu seiring waktu. Tapi waktu tidak akan menunggu kita bila kita diam terpekur tak berbuat sesuatu. Bangkitlah, untuk sebuah perubahan yang lebih baik.Hidup yang lebih baik dari hari ini. Jangan kita ditinggal oleh orang-orang yang berlari mengejar masa depannya. Meninggalkan kita dalam lubang keterpurukan yang secara sadar telah kita gali sendiri.

Read More..
posted under | 0 Comments

Dinamika Gerakan Mahasiswa Kontemporer



Sejarah telah membuktikan bahwa pergerakan mahasiswa berhasil membawa kehidupan yang lebih baik termasuk saat merubah orde lama ke orde baru dan saat membawa orde baru ke zaman reformasi. Namun hal ini yang menjadi ironi ketika para mahasiswa angkatan 1966 dan 1998 harus gugur dalam unjuk rasa dalam melakukan perjuangan untuk membawa bangsa Indonesia yang lebih baik tetapi di satu sisi lain pergerakan mahasiswa setelah berhasil menggulingkan Soeharto, secara kualitas dan kuantitas mengalami penurunan. Pergerakan mahasiswa saat ini seperti hanya menjalankan sebuah rutinitas dan terperangkap dalam romantisme pergerakan masa lalu.

Pengertian mengenai pergerakan mahasiswa hanya sebagai rutinitas adalah pergerakan mahasiswa saat ini seperti ingin mencoba mengikuti pergerakan mahasiswa sebelumnya tanpa memiliki ruh yang jelas dalam visi, misi, maupun platform gerakan. Pergerakan mahasiswa saat ini hanya seperti pergerakan yang didorong atas dorongan ingin melanjutkan rutinitas dari pergerakan mahasiswa masa lalu. Hal tersebut berdampak pada mandulnya pergerakan mahasiswa dalam melakukan berbagai advokasi peningkatan kesejahteraan rakyat. Pergerakan mahasiswa terperangkat pada jargon mahasiswa sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat, tanpa mengetahui kondisi real dari masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Hal tersebut menjadi ironi karena kita menjadi penghubung diantara dua “benda” yang tidak kita ketahui karakteristiknya. Keadaan tersebut justru pada akhirnya menurunkan kredibilitas dari pergerakan mahasiswa. Menurunya kredibilitas dari pergerakan mahasiswa dapat kita lihat dari berbagai opini yang ada di masyarakat dalam melihat pergerakan mahasiswa.

Kalau boleh dibandingkan dengan masa orde baru, maka kondisi pemerintah saat itu lebih menguntungkan pergerakan mahasiswa. Hal tersebut karena pemerintah masih sakit hati ketika di kritik oleh mahasiswa walaupun keran pergerakan mahasiswa sangatlah minim. Walaupun pada akhirnya pemerintah merasa sakit hati dengan kritik mahasiswa yang berujung pada dihentikannya berbagai aktifitas mahasiswa, namun hal tersebut pada akhirnya akan membawa pergerakan mahasiswa kepada tujuan utama yaitu mengembalikan kebenaran. Kondisi tidak menguntungkan terjadi pada masa kini. Walaupun kita bisa saja dapat melakukan aksi masif sebesar mungkin dan kapan-pun dan dimana-pun, namun ketika pemerintahnya patung atau tuli, maka hal tersebut akan menjadi sia-sia. Kondisi tersebut jelas merugikan perkembangan pergerakan mahasiswa.
Dapat diramalkan bahwa ketika kondisi seperti ini terus terjadi dan pergerakan mahasiswa hanya menggunakan senjata “lama” maka kita tidak akan pernah menemukan jalan keluar permasalahan bangsa. Bahkan pergerakan mahasiswa akan habis termakan waktu dan pragmatisme neo-liberal.

Saat ini justru, pergerakan mahasiswa berada pada titik yang rendah dalam pandangan masyarakat. Rendahnya pandangan masyarakat terhadap mahasiswa tidak hanya pada orang awam, tetapi ada juga mantan aktivis yang saat ini telah menjadi bagian secara langsung dengan masyarakat yang menilai rendah pergerakan mahasiswa. Seharusnya hal tersebut menjadi otokritik bagi pergerakan mahasiswa agar pergerakan mahasiswa menjadi lebih tajam dalam mengaspirasikan berbagai tuntutan masyarakat.
Akan tetapi disisi lain, kebanyakan mahasiswa saat ini memiliki kecenderungan memperjuangkan vested interest-nya masing-masing. Misalnya, DPM di sebuah Perguruan Tinggi memperjuangkan kepentingan mahasiswanya. Atau BEM yang mengusahakan kepentingan-kepentingan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dibawahnya, atau isu yang diangkat mengenai kebijakan-kebijakan kampus seperti kenaikan SPP dan problem ketidakberesan birokrasi kampus.

Dampaknya tenaga dan pemikiran kritis mahasiswa kekinian hanya habis tersedot untuk mengurusi masalah-masalah kecil dan internal kampus (meski tidak di semua perguruan tinggi). Sementara isu-isu lokal dan nasional dikesampingkan atau tidak disorot sama sekali. Adapun yang paling merisaukan lagi dalam perkembangan gerakan mahasiswa pada saat ini adalah munculnya berbagai kelompok yang mengatasnamakan pergerakan mahasiswa. Kelompok seperti ini dengan mudahnya merekrut mahasiswa sebagai anggota, melakukan aksi hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu, dan membawa idiologi liberalisme licik dikepala mereka. Tumbuh suburnya kelompok seperti ini akan menghapus kredibilitas gerakan mahasiswa. Oleh sebab itu, diperlukan penguatan idiologi pergerakan mahasiswa murni yang penuh dengan ghirah untuk tujuan membentuk tatanan kehidupan yang lebih baik.
Ingat, dipundak mahasiswa ada kewajiban untuk menjawab tantangan peradaban tersebut dengan memberikan segenap pemikiran, ilmu, dan amal hingga ia maju bersama masyarakat, dan masyarakat berbangga dengan keberadaannya. Hingga pilar-pilar itu menegakkan kembali peradaban Islam, peradaban negri yang penuh berkah.

Read More..
posted under | 0 Comments

Let’s Dream Guys!!!


Impian adalah ambisi dari dalam diri manusia yang menjadi penggerak untuk maju. Impian merupakan hasrat yang akan menggerakkan manusia untuk mewujudkannya. Dunia ini bertumbuh dengan peradaban yang lebih tinggi dan tehnologi yang lebih hebat itu berkat impian orang-orang besar. Orang-orang besar itu adalah para pemimpi.

Impian akan mempengaruhi pikiran bawah sadar. Misalnya kita memimpikan sebuah kamera merek A, maka kita menjadi lebih jeli memperhatikan benda tersebut. Tantangan berat yang harus dihadapi bukan sesuatu yang berarti jika impian sudah menjadi nafas kita. "It may be that those who do most, dream most, Mereka mengerjakan sesuatu dengan giat, sebab mereka sangat memimpikannya," kata Stephen Butler Leacock.
Nelson Mandela, sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, ia harus berjuang untuk sebuah impian negara Afrika Selatan yang berdaulat. Untuk itu ia menghadapi tantangan teramat berat. Impian selalu memotivasi Nelson Mandela untuk tetap berjuang, meskipun ia harus merelakan sebagian besar waktunya dibalik terali besi. Impian merupakan sumber semangat bagi Nelson, hingga Afrika Selatan benar- benar merdeka.

Impian menjadikan manusia penuh vitalitas dalam bekerja. Impian itu sendiri sebenarnya merupakan sumber energi menghadapi tantangan yang tidak gampang. Menurut Anais Nin, "Hidup ini mengerut atau berkembang sesuai dengan keteguhan hati seseorang."
Ada 4 tips sederhana guna menjadikan impian sebagai sumber energi kita yaitu disingkat dengan kata PLUS, yaitu; percaya, loyalitas, ulet dan sikap mental positif.
Rasa percaya menjadikan seseorang pantang menyerah, meskipun mungkin orang lain mengkritik atau menghalangi. Kepercayaan itu juga membentuk kesadaran bahwa manusia diciptakan di dunia ini sebagai pemenang.
Tips yang kedua adalah loyalitas atau fokus untuk merealisasikan impian. Untuk mendapatkan daya dorong yang luar biasa, maka tentukan pula target waktu.
Tips yang ketiga adalah ulet. Sebuah impian menjadikan seseorang bekerja lebih lama dan keras.
Sedangkan tips yang ke empat adalah sikap mental positif.
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu…
So, jangan takut untuk bermimpi!!


oleh: IMMawati Husnah arrayan
Kabid Keilmuan PC IMM

Read More..
posted under | 1 Comments

Bangkitlah Kawan

Jika sudah tidak peduli lagi terhadap realitas, silakan lari kegunung lalu bunuh diri. Dari pada kamu hidup sebagai sampah masyarakat dan budak zaman (Rus Spencer Bin Sulaiman Bin Ahmad).

Tentu adagiumku diatas bukan tanpa makna, tapi manifestasi naluriku yang selalu berontak dan mengamuk bagaikan badai yang bergemuruh akibat tidak puas melihat sikap anak zaman yang anti tuhan (atheis), bertopengkan kaum intelektual pedantis yang suka mengeluarkan mitos-mitos ilmiah dan retorika kebohongan, sehingga retorikanya sendiri yang menenggelamkan dirinya pada jurang kesombongan.
Itulah fenomena kebiadaban anak zaman yang mengalami degradasi moral dan kekosongan iman. Sehingga secara sadar atau tidak mereka menciptakan tuhan palsu (Pseudo Lord) seperti tuhan hedonisme, tuhan materialisme, dewa Amor, dewi Eros yang pada era modern ini menurunkan wahyunya lewat globalisasi dan disampaikan oleh internet dan TV.

Sungguh spektakuler sekali. Kita benar-benar telah disihir oleh hantu globalisasi yang mengatasnamakan dirinya malaikat, ataukah kita sendiri yang sedang berpura-pura atau benar-benar gila. Sehingga dengan ikhlas dan bangga menjadi inlandernya kompeni post modern yang telah bermetamorfosa dari selimut kapitalisme kedalam bentuk pranata ekonomi dunia yang dalam ungkapan adagium saya ”Tiga Setan Kembar” yang menakut-nakuti dunia pada hari ini.
Tidak berarti kita tidak punya kabar gembira untuk kita tertawa, tetapi memang kondisi kita tidak patut untuk bersuka ria. Bangsa kita sekarang dalam tahap penyembelihan untuk mati. Pemerintah kita telah melakukan konspirasi massif dengan pihak kapialisme global untuk melahap habis hutan-hutan di negara kita ini. Sehingga pada titik kulminasinya nanti kita akan mengalami kelaparan dan gizi buruk, dimana kelangkaan air bersih akibat kerusakan lingkungan yang dieksploitasi. Sungguh kasihan ibu Pertiwiku. Lestarikan alam hanya celoteh belaka, dan kecelakaan besar bagi kita umat manusia. Bencana alam dimana-mana, ibu pertiwi mulai bosan dengan anak bangsanya yang semakin kurang ajar.

Hampir-hampir aku putus asa, tetapi aku teringat pesan orang tempo doeloe ”jangan mengeluh kalau tidak punya sesuatu yang ditawarkan.” Pemerintah sudah tidak bisa dipercaya lagi, lebih-lebih aparat penegak hukum. Adapun polisi, sungguh aku akan mual mendengarnya. Mempercayai polisi lebih baik mempercayai polisi tidur, yang selalu setia menertibkan lalu lintas.
Sebagai generasi aku harus berbicara apa adanya, karena inilah kondisi kita saat ini. Kita mengalami dehumanisasi, degradasi moral dan menjadi kaum agnostic. Kita jangan mengkhayal ingin menjadi bangsa yang sejahtera, maju dan madani, kalau kita masih seperti kambing yang selalu saja dikebiri oleh ”anjing-anjing” birokrasi yang rakus meminum darah rakyatnya.
Sebagai pesan terakhir dan bentuk kemerdekaanku, maka aku berbicara menurut mulutku, melihat menurut mataku, berbuat menurut kehendakku dan berjalan menurut langkah kakiku, tentunya masih dibawah garis nilai dan norma yang terkodifikasi. Jangan lagi kita berselimut sementara disekitar kita sudah sangat sembrawut tak beraturan. Mari kita bangkit dari keterpurukan ini!!!

oleh: IMMawan Edi Suparjan

Read More..
posted under | 0 Comments

Senyum


Senyuman adalah gambaran dari isi hati seseorang, yang menggerakkan perasaan dan memancar pada wajah seperti sebuah cahaya, seakan berbicara dan memanggil sehingga hati yang melihatnya akan tertarik. Itulah dahsyatnya sebuah senyuman! Tentu sangat berbeda dengan wajah yang selalu cemberut, masam dan jarang senyum. Rasulullah bersabda “senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah”, hadist tersebut menandakan bahwa ada seulas senyuman yang merupakan amalah ringan tapi sangat bernilai pahalanya di sisi Allah.
Subhanallah, dengan sebuah senyuman saja, akan membentuk kita sebagai pribadi yang menyenangkan. Tentu kita semua ingin seperti itu kan? Tanpa mau di cap sebagai orang yang menyebalkan, kaku dan judes. Namun sayangnya, kita masih jarang tersenyum bila bertemu dengan saudara kita. “Meski engkau hanya menjumpai saudaramu dengan wajah berseri” (hadits), begitu pelitnya!
Biasanya orang yang suka berwajah muram durja, tidak akan bisa melihat keindahan dunia, karena memang selalu ia isi dengan keseriusan, kekakuan, wajah dengan kerutan di dahi yang memancarkan ketidak bahagianya dalam menjalani hidup. Padahal hidup ini indah, lo? Lalu kenapa harus dihiasi dengan wajah kita yang sedih nan layu? Pernahkah kita berpikir tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk menyenangkan orang lain dengan senyuman terindah kita?.
Budaya senyum memang berlaku di mana-mana. Namun dalam pelaksanaannya tidak semua orang mampu melakukannya dengan secara tulus dan penuh makna. Karena senyuman yang tulus ikhlas tidak sama dengan yang hanya numpang lewat tak bermakna, dibuat-buat, sebagai alat untuk memikat, topeng agar terlihat akrab dan hormat atau yang lainnya. Senyuman itu tak ada harganya lagi bila hati kita tidak ada sebuah ketulusan sama sekali. Kita mungkin bisa saja terpesona dengan sebuah senyuman yang manis, indah nan menggoda hati tapi di balik itu semua ternyata hatinya penuh dengan kebencian yang tersembunyi. Na’uzubillah deh!

Mari kita hiasi hidup ini dengan senyuman, berusahalah untuk selalu tersenyum bahagia, hilangkan rasa sedih di hatimu dan jadilah pribadi yang murah senyum mulai dari sekarang! Ok??! ^_^

IMMawati Eka Sukmawati
Kabid Sosek PC IMM Bima

Read More..
posted under | 0 Comments

Kiamat Sudah Dekat!!!

“Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar,
Maka janganlah kalian tertipu oleh kehidupan dunia“

Kita telah tenggelam dalam lautan maksiat, dan waktu telah begitu lama berjalan sementara kita masih saja lalai dan berpaling dari Allah, hingga akhirnya kita memiliki hati yang tidak lagi dapat memahami keruangan benaran, mata yang tidak lagi mampu melihat, telinga yang tidak lagi mampu mendengar dengan benar, seakan-akan kita bersandar pada dunia untuk selama-lamanya.

Dalam banyak ayat di dalam Al-Qur’an Allah SWT, memberikan peringatan kepada kita sekalian agar jangan terlalu sering tertipu dengan kenikmatan dunia yang segera punah itu, sebab jauh di sana sebuah hari keabadian sedang menatikan kedatangan kita untuk menjalani hisab, perhitungan dengan pembalasan.
Tidakkah kalian perhatikan wahai manusia yang punya hati!!!! Dengan tegas Allah menyeru kepada kita sekaligus memperingatkan “Bahwa Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaithan menipu, memperdaya kamu tentang Allah (Fathir: 5) dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main dan sesungguhnya akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya kehidupan kalau kamu mengetahui (Al-Ankabut : 6) Rasulullah SAW telah bersabda: “Seandainya dunia di sisi Allah senilai dengan selembar sayap nyamuk, maka tidak seorang kafirpun yang di perbolehkan untuk meneguk seteguk air“

Saudara-Saudaraku seiman dan seaqidah !
Tidakkah kalian mengambil pelajaran dari kehidupan kalian, hari berlalu begitu cepat seakan-akan kilat yang menyambar-nyambar, tahun silih berganti bagai malam dengan siang, apakah semua ini tidak cukup bagi kita untuk bahan renungan???

Akhirnya wahai saudaraku !!!
Ingatlah!!! bahwa dunia itu lebih kuat sihirnya terhadap hati seorang hamba dari pada Dajjal, sekali-sekali tidaklah seorang hamba mengutamakan dunia kecuali dia akan membanting pipinya….maka janganlah dunia membuat anda jatuh tersungkur sehingga engkau akan menghadap Allah dalam keadaan terhina di atas keterpedayaan dunia.
Maka berhati –hatilah wahai saudaraku ……
Engkau begitu terobsesi dan berhasrat terhadap dunia
Apakah engkau tahu, wahai manusia yang tertipu, apa yang engkau kejar???
Jika seseorang terlalu keras untuk dunianya
Hingga terlalu lalai dari akhirat,
tidak ragu lagi adalah manusia yang rugi!!!

RENUNGKANLAH INI WAHAI SAUDARAKU …!!!
Dari Mana? Mau kemana? Apa tujuan hidupmu di dunia ini??


Ilham M. Ali, S.Pd.I
Kabid Dakwah PC IMM Bima

Read More..
posted under | 0 Comments

Bicara Adalah Kebutuhan


Bicara adalah kebutuhan.. Dengan bicara gagasan-gagasan yang tersimpan di kepala, dan emosi yang tersimpan di hati jadi bisa ditangkap oleh orang lain. Hal ini akan memberikan kepuasan tersendiri bagi kita. Apalagi bila kemudian gagasan dan emosi kita ini direspon oleh lawan bicara, tentu ini makin membuat kita merasa diperhatikan.

Begitu banyak orang yang merasa diterima di sebuah lingkungan hanya gara-gara dia bisa mendominasi pembicaraan atau karena orang-orang mau mendengarkan kata-katanya, juga mengagumi isi ceritanya. Respon yang positif ini akan mendorong seseorang untuk melakukaan hal yang sama di lain tempat dan waktu. Sebaliknya banyak orang yang merasa ditolak hanya gara-gara dia tidak bisa mengimbangi lawan bicaranya, atau tak ada yang mengagumi cerita-ceritanya, bahkan tak ada yang mau mendengarkan kata-katanya.

Dalam sebuah hadist disebutkan bahwa sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya. Semua kata yang keluar dari lisan seorang muslim seharusnya punya konsekuensi yang lebih besar dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Ini disebabkan seorang muslim berbicara diawali dengan pemahaman atas apa yang dia bicarakan dan pemahaman atas konsekuensi-konsekuensi dari apa yang dia bicarakan, tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Pemahaman terhadap ilmu ini akan membuat seorang muslim bisa bijaksana memilah kata-kata yang tepat, sesuai dengan latar belakang dan kecenderungan orang yang diajak bicara.


Pengetahuan tentang konsekuensi atas apa yang dia bicarakan pun akan mendorong seorang muslim untuk menjaga lisannya agar hanya mengeluarkan kata-kata terbaik yang mengandung kemanfaataan dan keselamatan bagi orang lain. Bukan sekedar kata-kata basa-basi dengan harapan mendapat decak kagum dari orang lain. Bukan juga kalimat-kalimat manis yang diluncurkan hanya untuk tujuan-tujuan dan kepentingan pribadi, tanpa ada nilai manfaatnya bagi orang lain.

Dalam beberapa hal, ini masih bisa ditolerir pada batas-batas tertentu. Namun bila kemudian menjadi kebiasaan yang berkepanjangan dikhawatirkan bisa menjerumuskan kita pada kata-kata dusta tanpa kita sadari, hanya untuk tujuan ini; tujuan pengakuan dari orang lain. Sungguh, sebuah kebohongan yang kita ucapkan sekali, dan kemudian kita ulangi kedua kali bahkan sampai ketiga kalinya tanpa adanya penyesalan akan menjadikan kita terbiasa olehnya.

Satu kata kebaikan yang keluar dari lisan seorang muslim pun punya konsekuensi bahwa dialah orang pertama yang melaksanakan kata-katanya tersebut. Apa pun kata-kata itu; diucapkan langsung ataupun dalam bentuk tulisan. Bukan suatu yang mudah memang. Kadang tuntutan ini membuat kita jadi takut mengajak orang lain pada kebenaran. Akhirnya kita lebih memilih diam. Padahal satu kebaikan yang kita sebarkan melalui kata-kata kita, kemudian orang lain ikut melaksanakan, maka pahalanya akan mengalir kepada kita tanpa mengurangi pahala orang yang melaksanakannya sedikit pun. Apalagi jika kebaikan itu terus menyebar dan dilaksanakan oleh banyak orang, terus dan terus.

Begitu murahnya Allah memberikan balasan berlipat-lipat atas kebaikan yang telah kita ucapkan kepada orang lain, walau itu hanya sepatah kata. Jika kemudian Allah juga menuntut kita untuk melaksanakan kata-kata kita, itu bukan bermaksud untuk memberatkan, tapi untuk menunjukkan kepada kita bahwa apa pun yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawabannya.

Berbicara untuk kebaikan dan kemanfaatan akan mudah kita lakukan jika ini sudah menjadi kebiasaan.Tanpa diformat terlebih dahulu, semuanya akan mengalir dengan sendirinya. Mudah dan ringan. Tentu saja bagi yang belum terbiasa harus memformat awal semua kebaikan di dalam kepala dan hati kita, kemudian kita ingatkan diri kita untuk mengulanginya kembali, melaksanakan sedikit demi sedikit apa yang kita mampu, berulang-ulang, sampai kemudian menjadi kebiasaan yang keluar secara otomatis. Yang jelas memang butuh waktu dan proses. Dengan demikian gagasan-gagasan dan emosi yang tersimpan di kepala dan hati bisa kita keluarkan dengan lebih baik, tanpa menimbulkan kesia-siaan bagi diri kita juga bagi orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Sangat besar kemurkaan Allah atas apa yang kamu katakan tapi tidak kamu perbuat.” (ash shaff : 2-3). Wallahu a’lam.


IMMawati Zuhrah
Bendahara Umum PC IMM Bima

Read More..
posted under | 0 Comments

Milad IMM

hari ini, tepat tanggal 14 maret 2010. Milad IMM.

suasana terlihat biasa saja, khususnya dilingkup PC IMM Bima. tak ada perayaan dan penyambutan istimewa untuk hari ini, berlalu layaknya hari biasa.

namun disalah satu sudut gedung mewah di kota Bima (GSG) terlihat aktivitas yang semakin meningkat dari hari-hari kemarin. ada pretest untuk calon peserta DAM ke IV, yang perkaderannya akan dilaksanakan pada tanggal 15-21 maret 2010.

ya, sudah dua tahun terakhir PC IMM Bima tidak merayakan Milad IMM. bukan karena mereka tidak tahu tentang waktu tepatnya milad IMM, tidak. tapi mungkin karena sudah ada persamaan persepsi bahwa kegiatan IMM tidak hanya menunggu hari-hari besar organisasi.

perkaderan Darul Arqam Dasar yang ke IV dilakukan dengan harapan dapat melahirkan kader-kader intelektual yang mampu memberikan kritik-kritik sosial, ekonomi, politik budaya dan lain-lain. dengan perkaderan ini, proses kader sebagai pelopor perubahan lebih dioptimalkan.

satu haarapan besar, semoga akan lahir kader-kader cendekia yang mampu melihat realitas gerakan, dimana setiap zamannya selalu berbeda.

milad IMM yang bertepatan dengan pelaksanaan perkaderan Darul Arqam madya ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat-semangat baru dan tunas melati baru yang akan membuat IMM semakin wangi dengan aktivitas serta hasil pemikiran kadernya.
usaha membentuk kader visioner yang didengungkan sejak dulu semoga tidak sampai disini saja, tapi juga nantinya akan ada berbagai kegiatan praksis yang akan mengasah sisi vicioner kader.
fastabiqul khairat!!


Kabid keilmuan PC IMM Bima,
IMMawati Husnatul Mahmudah

Read More..
posted under | 0 Comments

semangat baru IMM Bima

alhamdulillah, IMM Cabang Bima yang di nahkodai oleh IMMawan Ihlas pada periode 2009/2010 ini berjalan maju dan semakin dinamis. ini terlihat dari salah satuprogram baru yang di adakan oleh Kabid Sosek IMM cabang bima saat ini adalah pengadaan kursus jahit untuk immawati. ini dimaksudkan untuk membentuk imawati-immawati yang aktif, kreatif dan progresif. kegiatan ini sudh berjalan selama 3 bulan, dan semoga akan tetap eksis. ada banyak hal yang menjadi salah satu program prioritas IMM cabang Bima periode 2009/2010 ini, diantaranya dengan menciptakan kader-kader yang mampu mengembangkan bakat dalam bidang tulis-menulis, sehingga tidak hanya kemampuan oral yang akan diandalkan, karena memang menulis adalah senjata utama dalam lambang IMM yang tergambar dari perisai pena. usaha untuk mengembangkan kemampuan menulis ini kemudian diawali dengan Pelatihan Jurnalistik oleh kabid keilmuan, yang mana pesertanya adalah utusan dari masing-masing komisariat dan pimpinan cabang itu sendiri. kemudian dalam hal ini IMM cabang Bima telh mengupayakan terbitnya Majalah Kampus yang menjadi media penyalur aspirasi dan kretifitas mahasiswa, disamping itu juga mulai bulan februari 2010 akan diterbitkan juga buletin IMM sebagai upaya untuk mengantisipasi adanya kesenjangan dalam menerbitkan Media Kampus. karena memang adanya kendala dari segi pendanaan.  

keep spirit, fastabiqul khairat!!!

Read More..
posted under | 0 Comments
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

    Translate


Recent Comments