agama di ruang publik

Agama (Islam) memang berkepentingan berperan di ruang publik. Namun, peranan agama di ruang publik ada batasnya dan memang perlu dibatasi, justru untuk memelihara prinsip yang paling dibutuhkan oleh agama, yaitu kebebasan (freedom).
Persoalan tentang peran agama di ruang publik politik adalah karena dalam sejarahnya, ketiga agama monoteis, yang disebut juga agama Abrahamik itu, yaitu Yahudi, Kristen maupun Islam, bahkan juga Hindu dan Budha, dalam memelihara eksistensi dan perkembanganmya, selalu mengakses dan bahkan membentuk sendiri kekuasaan negara. Sebagaimana juga suatu masyarakat selalu berlanjut dengan pembentukan negara. Padahal dalam pengalaman, ketika lembaga kekuasaan telah terbentuk atau seseorang telah menjadi raja atau kepala negara, maka negara justru membatasi bahkan memberangus kebebasan yang dibutuhkan oleh masyarakat, bahkan menindas masyarakat atau rakyat. Demikian pula, ketika agama telah didukung oleh suatu kekuasaan, maka negara justru membatasi kebebasan beragama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kerpercayaannya itu atau melakukan diskriminasi dan pengingkaran hak-hak minoritas.
Dalam ruang sosial bersama, Muslim (atau penganut agama lain) tidak bisa serta merta menggunakan bahasa keagamaan eksklusifnya, tetapi mesti bekerja sedikit lebih keras dengan menerjemahkan itu ke dalam bahasa yang dipahami semua, dan yang tak mengandaikan keislaman sama sekali. Keyakinan keislaman di sini menjadi efektif bukan sebagai pembeda, tapi sebagai pemberi inspirasi yang ketika diterjemahkan dengan baik oleh Muslim, maka ia menjadi sesuatu yang bisa diterima seluas mungkin, dalam bahasa Islam “menjadi rahmat bagi semuanya.”
Oleh karena itu, keterbukaan ruang publik yang saat ini akan menguatkan pemahaman bahwa toleransi dan egalitarianisme merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan ruang publik yang terbuka ini. Untuk itu, dalam mempertahankan ruang publik yang bebas dan terbuka memang diperlukan etika sosial bersama juga ditopang oleh rule of law negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan multikulturalisme.
wallahu a'lam bishawab

posted under |

0 komentar:

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar ya...trims

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Followers

    Translate


Recent Comments